Kamis, 27 Mei 2010

Prospek Cerah Budidaya Jamur Merang

Prospek Cerah Budidaya Jamur Merang PDF Cetak E-mail
Penilaian Pembaca: / 160
BurukTerbaik
Ditulis Oleh Emri
28-05-2010,
Halaman 1 dari 7
Sebut saja sate jamur, jamur goreng tepung, sup jamur, pepes jamur, keripik jamur, dan banyak jenis makanan olahan lain dari jamur, kini menjadi daftar menu utama di restoran-restoran yang menyediakan menu khusus vegetarian. Di restoran dan rumah makan umum pun, menu serbajamur kini semakin banyak ditemui.

Jamur disukai tak hanya karena rasanya yang lezat. Jamur, juga dipercaya kaya manfaat. Dibanding dengan daging, jamur memang punya nilai plus tersendiri. Jika daging erat dengan masalah lemak atau kandungan kolesterol, jamur sebaliknya: bebas kolesterol serta kaya serat vitamin dan mineral. Karenanya, jamur dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit. Jamur merang, misalnya berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah, bahkan dapat mengobati kanker.

Sesuai dengan namanya, umumnya jamur ini tumbuh pada merang atau jerami padi. Jamur merang dapat dengan mudah kita temui di tumpukan jerami sehabis masa panen padi. Seusai masa panen, jamur merang akan sulit ditemui. Namun dengan cara pembudidayaan modern, kita dapat menikmati jamur merang kapan saja. Tidak tergantung musim.

Pembudiyaan jamur merang secara modern, membutuhkan tempat khusus yang diset sebagai tempat tumbuh jamur. Kumbung (rumah jamur) yang telah dilengkapi media tumbuh dan telah diatur temperaturnya merupakan tempat terbaik untuk kembang biak jamur merang.

Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi, kayu atau bambu, serta dinding dan atap plastik. Di bagian luar kumbung ini dipasang lagi atap, dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, nipah ataupun kain yang dapat ditutup dan buka, untuk mengatur cahaya matahari yang masuk. Kumbung juga harus dilengkapi jendela untuk mengatur sirkulasi udara. Di dalam kumbung, dibuat dua deret rak (bedengan) bertingkat, sebagai tempat meletakkan media tumbuh.

Media tumbuh yang dibutuhkan merupakan hasil pengomposan jerami dan campuran limbah kapas dengan perbandingan 2:1, ditambah 1-2 % kapur. Jerami dibasahi air, kemudian ditimbun bersama kapur di lantai, lalu ditutup plastik polibag selama 5 hari. Pada hari kelima, timbunan itu dibuka, dibalik, dan ditambahi bekatul, kemudian diletakkan di bedengan. Bedengan itu kemudian ditutup polibag selama 4 hari untuk menjalai proses fermentasi. Sebelum digunakan, bahan ditambah lagi dengan limbah kapas dan biji-bijian seperti kacang hijau, beras, jagung, kedelai, atau biji kapuk.

Setelah siap, media tumbuh diletakkan di rak-rak bedengan di dalam kumbung. Agar terhindar dari serangan bakteri, ngengat, ataupun jamur lain, kumbung dan media tanam harus disterilkan. Sterilisasi dilakukan dengan proses pasteurisasi, yakni pemanasan kompos dan ruangan rumah jamur dengan uap panas hingga temperatur 70 derajat celcius selama 5-7 jam. Suhu kompos dipertahankan 70 derajat selama 2-3 jam.

Pemanasan kumbung ini dilakukan dengan menghidupkan generator uap yang telah dihubungkan dengan ruangan dalam kumbung. Generator uap dapat dibuat sederhana, menggunakan drum-drum bekas yang diisi air, serta dipanaskan menggunakan kayu bakar. Uap yang dihasilkan disalurkan ke dalam kumbung.

Setelah pasteurisasi, udara segar dibiarkan masuk untuk menurunkan suhu hingga mencapai 32-35 derajat celcius. Saat inilah bibit boleh mulai ditanam.

Bibit jamur merang biasanya diperoleh dari penjual bibit. Tidak mudah membuat biakan bibit jamur sendiri, kalaupun bisa, kualitasnya tidak selalu bagus. Bibit ditebarkan di seluruh permukaan jerami yang telah dikomposkan. Setelah itu, jendela dan pintu kumbung ditutup selama tiga hari. Suhu dijaga dalam kisaran 32-38 derajat celcius. Bibit jamur memerlukan suhu yang agak panas untuk menumbuhkan miselium (benang-benang jamur).

Sirkulasi udara harus dijaga. Selain itu, perhatikan pula media tumbuh, jangan sampai jerami kering. Bila perlu, semprotkan air yang telah dicampur sedikit urea.

Pada hari ke 8-12 setelah peletakan bibit, jamur merang sudah siap dipanen. Jamur merang biasanya diminati saat kuncupnya belum mekar, masih berbentuk bulat dengan warna putih kecoklatan. Bila kuncup telah mekar, meski masih bisa dimakan, namun nilai ekonomisnya akan turun.

Saat ini, jamur merang kualitas bagus dapat dijual dengan harga cukup tinggi, 9.000-10.000 perkilogram. Dari setiap kandang berukuran 4 x 8 meter berisi sepuluh rak bedengan, dapat dipanen 25-40 kilogram jamur. Setiap hari selama masa panen yang berlangsung 15-17 hari.

Budidaya Jamur Merang

Cara Membudidayakan Jamur Merang
Nie....bagi para pecinta alam tapi juga menghasilkan uang.......kalian bs pake ni usaha...
yessss....nanem jamur merang. Emang agak aneh sih...tapi justru keanehan itu membuat peluang bisnis semakin besar karena masih sedikit orang yang kepikiran usaha ini....hehe....let's do it....(sok british hehehe...)
bahan:

Jerami padi
Abu sekam padi
Air kapur sirih
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa
Sebidang tanah yang dekat perairan


pembibitan :
1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang
2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril
3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari
4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal.

cara :
1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk.
2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm
3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di atas permukaan.
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.

Perawatan dan Panen
1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka)
2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan hanya membutuhkan pembbibitan baru laagi.

Budidaya Jamur Kuping

Budidaya Jamur Kuping
28 Juny, 2010

Jamur kuping atau biasa di sebut “lember” oleh masyarakat Riau Cendawan Talingo Boruak/ Monyet adalah jenis jamur yang tumbuh di sisa tumbuhan atau kayu yang lembab. Perkembangan budidaya jamur kuping di Indonesia semakin pesat, sehingga saat ini budidaya jamur kuping sangat merebak di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan jamur kuping merupakan jamur kosmopolitan atau dapat jamur kupinghidup dimana saja, mulai dari kawasan hutan pantai samapi dengan pegunungan tinggi dengan persyaratan tempatnya cukup lembab.
Disebut jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping), dan dikenal juga ada empat jenis yaitu:

a. Auricularia auricula – Judae (tubuh buah lebar dan tebal)
b. Auricularia polytricha (tubuh buah kecil dan tebal)
c. Auricularia cornea (seperti Auricularia auricula)
d. Auricularia fuscosuccinea (seperti Auricularia polytricha)

Beberapa nama setempat/lokal jamur kuping yang sering didengar:
a. Indonesia : jamur kuping, supa lember (sunda), kuping lowo (Jawa), kuping tikus, dan lain-lain.
b. Cina/Taiwan/Vietnam: mouleh, Yung-ngo, Muk-ngo, Mu-er , Mo -er
c. Jepang: Kikurage, Mokurage, Senji, Arage.
d. Hongkong/Singapura: Mouleh, Jew’s ear-fungi
e. Amerika Serikat: Tree-ear, Jew’s ear-fungi, Gelatinous fungi.

Warna tubuh buah pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil.

Siklus hidup jamur kuping seperti halnya jamur tiram maupun shiitake meliputi; tubuh buah sudah tua menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan dan berjumlah banyak. Selanjutnya spora tersebut jatuh pada tempat yang sesuai dengan persyaratan hisupnya seperti kayu mati atau bahan berselulosa dan dalam kondisi lembab, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk miselia dengan tingkatan:
a. Miselai primer yang tumbuh terus membanyak dan meluas.
b. Miselai sekunder yang membentuk primordial (penebalan miselia pada bagian permukaan miselia sekunder dengan diameter 0,1 cm).
c. Dari primordial akan tumbuh dan berbentuk kuncup tubuh buahpada tingkat awal yang semakin lama semakin membesar (3-5 hari)
d. Dari primordia tersebut akan tumbuh tubuh buah jamur berbentuk melebar, serta pada saat tua akan dipanen.

Jamur kuping merupakan salah satu konsumsi jamur yang memiliki sifat saat dikeringkan lama, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya. Jamur kuping telah dijadikan sebagai bahan berbagai masakan seperti Sayur kimlo, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan rasa yang lezat dan tekstur lunak yang terasa segar dan kering.

Agrobisnis jamur memiliki prospek cerah untuk dikembangkan ke skala agroindustri dikarenakan agroindustri ini tidak menggunakan lahan yang tidak terlalu luas, bahan baku untuk penanaman jamur dalam bentuk limbah seperti serbuk gergaji, bekatul, serpihan kayu, waktu tanam dari bibit hingga pemanenean sangat singkat, harga jual jamur tinggi, dan aspek nilia gizi tinggi untuk kesehatan dan pengobatan. Selain aman dikonsumsi, bersifat non kolesterol, dan berkhasiat sebagai obat dan penawar racun yang dihasilkan dari lendir jamur kuping.
Budidaya Jamur Kuping

Budi daya jamur meliputi tahap proses pembuatan bibit dan proses produksi jamur. Budi daya jamur kuping dapat dilakukan dibatang-batang kayu dengan perlakuan tertentu agar tumbuh dengan baik. Perkembangan teknik budi daya jamur kuping dengan menggunakan serbuk kayu atau serbuk gergajian. Cara ini menguntungkan karena petani dapat menambahkan nutrisi kedalam media tanam sehingga pertumbuhan jamur menujadi optimal
Setelah menuyeleksi jamur yang akan dibudidayakan, langkah budi daya dimulai dengan pembuatan bibit jamur pada media tanam. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan jamur selama proses budi daya, panen jamur, penanganan paspapanen dan pemasaran. Agar hasilnya maksimal, setiap tahapan harus dilakukan dengan bnaik termasuk penyiapan media tanam . Untuk media tanam bisa digunakan batangatau serbuk kayu.
Manfaat & Kandungan Jamur Kuping

Dari segi gastronomik ataupun organoleptik ( rasa, aroma dan penampilan), jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun jamur kuping sudah dikenal dekat sebatai ahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun.
Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping ang mempunyai bentuk tubuh buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh konsumen karena waranya lebih muda, dan rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga unuk pengobatan. Untuk mengurangi panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar.
Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat total 82,8, serat 19,8, abu 4,7 dan nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan oleh masyarakat dan tabib pengobatan memiliki khasiat:
• Penangkar / penon-aktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bakhan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan.
• Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan bahkan menghambat penggumpalan darah.
• Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah.

Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit antara lain:
• Darah tinggi/pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah: 3 gram jamur kuping kering, rendam semalam dan buang airnya hingga tinggal jamur basah, tempatkan dalam rantang, tambahkan air bersih dikusus hingga lunak, tambahkan gula batu secukupnya dimakan secukupnya sehari sekali.
• Kurang darah dengan memasak jamur kuping 30 gram, ditambah 30 gram buah kurma, ditambah air bersih 5 gelas diminum dimasak sampai airnya tersisa 1 gelas. Hal diatas juga dapat diterapkan untk mengobati sakit wasir/ ambeian.
• Datang bulan tidak lancar dan memperlancar buang air besar. Jamur kuping dimasak bersama bahan-bahan lain seperti sayuran.

Masa Panen Jamur Kuping

Budidaya dengan log tanam asal serbuk gergajian kayu memerlukahnn waktu sekitar 3 bulan hingga panen, sementara dengan log tanam asal batang kau dapat lebih dari 5 bulan, tetapi hasil dari log kau cenderung digemari dengan harga lebih mahal. Masa panen untuk log tanam berbentuk ‘kantung lplastik’ dapat mencapai 1 – 2 bulan terus menerus dengan intergval waktu 1 – 2 minggu hingga semua bagian dari log tanam ditumbuhi jamur. Sementara masa panen untuk log kayu umumnya lebih dari 4 bulan baru akan nampak, serta pertumbuhan ini akan terus menerus berlangsung sampai 3-4 bulan jika lingkungan log tanam dan tempatnya dipelihara diatur secara baik.

Aspek Pemasaran Jamur Kuping

Baik dalam keadaan segar (umumnya hasil panen dari alam) atau dalam keadaan kering (hasil budidaya) harga jamur kuping lebih mahal kalau dibandingkan dengan harga jamur lain seperti tiram maupun merang. Jenis jamur kuping yang paling banyak dijual dilingkungan toko boat cina atau shinshe yang memiliki bentuk kecil atau bertubuh buah tipis dalam keadaan kering, umumnya berasal dari Taiwan atau daratan Cina yang disebut Mouleh.
Secara umum, pangsa pasar di dunia, jamur kuping menduduki tempat paling bawah disamping jamur kancing, jamur shiitake, jamur merang dan sebagainya. Di Pangsa pasar Asia, terutama di kawasan Cina, Hongkong, Singapura, Malaysia dan sebagainya dimana penduduk etnis Cina banyak berdiam, pangsa pasar jamur kuping sangat tinggi terutama dalam bentuk kering.
Bahkan di Indonesia, dengan penduduk asal Cina cukup banyak, kebutuhan jamur kuping masih harus didatangkan dari RRC, Thailand , Vietnam dan sebagainya dalam bentuk kering. Serta yang masih segar, pada umumnya masih merupakan hasil alam pada permulaan musim hujan atau menjelang musim kemarau, karena pada musim tersebut, jamur kuping banyak didapatkan tumbuh pada batang kayu kering di hutan.

Penyebab Kegagalan / Kontamiasi Pada Media Baglog jamur Dan Solusinya (Budidaya Jamur)

Tidak sedikit dari rekan-rekan yang bercerita mengenai banyaknya kegagalan saat membuat media baglog. Padahal pengukusan sudah dilakukan hingga lebih dari 8 jam. Tapi kenyataannya kegagalan berupa kontaminasi dari jamur lain seperti trichoderma yang berwarna hijau (kontaminan yang paling umum ditemui dalam budidaya jamur konsumsi) masih saja tinggi. Lalu apa sebenarnya penyebab masih terjadinya kontaminasi tersebut.
Dari gambaran yang diperoleh ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya kontaminasi
• Tidak optimalnya pengukusan.
Kontaminasi pada media baglog kemungkinan disebabkan masih adanya mikroorganisme yang masih bertahan hidup setelah proses pemanasan/pengukusan. Artinya proses pemanasan media baglog tersebut belum cukup / belum optimal (under process).
Tidak optimalnya pemanasan ini bisa diartikan 2 hal. Pertama Pemanasan/pengukusan tidak cukup lama untuk mematangkan media sekaligus mematikan mikroba dan jamur pengkontaminasi. Kedua suhu pemanasan yang tidak optimal. Suhu ideal untuk pengukusan di atas 90°C. Jika suhu di bawah ini atau tidak stabil (fluktuatif) maka kemungkinan kontaminasi cukup besar sekalipun di kukus dengan waktu yang relatif lama.

termometer pada steamer
• Bangunan Kumbung tidak ideal.
Ideal bukan berarti harus berupa bangunan kumbung baru. Yang paling penting adalah kebersihan yang senantiasa terjaga. Sering ditemui kumbung-kumbung (rumah jamur) yang di dalamnya ditemui serangga seperti nyamuk atau lalat. Yang paling banyak biasanya berupa laba-laba.
Banyaknya serangga bisa mengganggu baik dalam proses pembentukan miselium (proses pemutihan baglog) maupun pertumbuhan tubuh buah. Sebagai contoh banyaknya rumah laba-laba yang tersebar dalam kumbung bisa menjadi tempat menempelnya spora-spora jamur pengganggu (kontaminan) yang akhirnya menempel dalam baglog dan menjadi penyakit. Begitu pula serangga yang bisa menjadi pembawa (carrier) penyakit.

• Tidak diterapkannya standar kerja.
SOP (Standard Operational Procedur) merupakan syarat penting untuk tercapainya persentase kegagalan sekecil mungkin bahkan hingga 0 %. Penggunaan masker saat bekerja di dalam kumbung, sterilisasi peralatan dengan alcohol dan penggunaan api (lampu Bunsen atau lilin) dalam ruang kerja (terutama saat inokulasi bibit ke dalam log produksi) WAJIB dilakukan apabila ingin memperoleh hasil yang optimal.

Standard Operational Procedur (SOP) penggunaan masker, alkohol, dan api bunsen
• Media tidak sempat dikomposkan.
Pengomposan merupakan tahapan yang sangat penting untuk menghasilkan media baglog jamur yang baik (lapuk dan tidak menimbulkan penyakit). Serbuk kayu yang berasal dari tempat penggergajian (sawmill) biasanya masih baru dan keras. Pengukusan dengan steamer biasanya belum cukup optimal untuk menghasilkan media yang lapuk dan bersih. Untuk itu proses pengomposan menjadi sangat penting.
Pengomposan merupakan cara alami untuk melapukkan bahan-bahan terutama serbuk kayu sebagai bahan utama baglog jamur. Pada hari pertama sampai hari kelima biasanya terjadi pemanasan sebagai hasil dari fermentasi hingga mencapai suhu 65°C bahkan lebih. Adanya pemanasan alami ini akan membantu pelapukan media sekaligus membunuh mikroba-mikroba pathogen (penyebab Penyakit), telur-telur serangga dan organism lainnya.

pengomposan serbuk kayu (serbuk

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus spp

PERUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus spp.)


Tujuan : Mengamati pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram (Pleurotus spp.)


PENDAHULUAN

Pengamatan mengenai pertumbuhan jamur yang dapat dimakan, secara alami tumbuh pada hasil penguraian bahan organik. Budidaya jamur tiram (Pleurotus spp.) dan spesies kerabat dekat lainnya sangat dikembangkan di pasaran. Semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dalam beberapa hal jamur-jamur tersebut hampir sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya yang lunak sehingga mudah rusak. Jamur tiram yang banyak dijumpai di pasar swalayan adalah jamur tiram putih (P. ostreatus) tetapi adapula jenis lain yang sudah dibudidayakan seperti yang berwarna merah jambu (P. flabellatus) dan hitam (P. cystidiosus). Pleurotus spp. umumnya hidup pada kayu sebagai saprob meskipun satu jenis yaitu P. eryngii dapat hidup sebagai parasit.

Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 25-39 ?C. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara dan aerasi. Suhu substrat yang tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroflora termofilik. Mikroorganisme termofilik tumbuh pada kisaran suhu 30-55oC, ketika tumbuh mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang lebih pada substrat sehingga dapat mematikan miselium jamur yang dibudidayakan. Substrat sebaiknya memiliki konduktivitas panas yang rendah, oleh karena itu susunan tinggi kompos kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang kecil. Kisaran konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari P. ostreatus antara 550-700 ppm. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya. Untuk pembentukan tubuh buahnya Pleurotus spp. diperlukan 8 jam penyinaran cahaya, namun Pleurotus yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral dengan banyak tangkai yang bercabang.

Bakal tubuh buah atau primordia dari basidiomiset adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan miselia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Diameter tubuh buah sekitar 1 mm. Primordia berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan tangkai yang terletak tidak di tengah tudung. Pada permukaan bawah tudung dari tubuh buah muda terdapat bilah-bilah (lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat pada tangkai. Pada lamela terdapat sel-sel pembentuk spora (basidium), yang berisi basidiospora. Basidiospora biasanya dibentuk pada saat tubuh buah dewasa mengalami kematangan. Selama tepi tudung masih berlipat-lipat, tubuh buah dikatakan belum dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh buah mencapai fase dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh dan spora-spora dapat dilepaskan.

Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi dan bertahan. Karakteristik spora sering digunakan untuk mempelajari sistematika dan klasifikasi jamur. Para ahli mikologi dapat menggunakan spora atau lebih tepatnya jejak spora yang dapat membantunya untuk mengidentifikasi ribuan spesies jamur yang memiliki tudung. Jejak spora adalah kumpulan spora dalam jumlah besar. Hal ini bisa diperoleh dengan meletakkan tudung dengan himenium menghadap ke bawah pada selembar kertas putih atau sepotong kaca. Setelah beberapa jam, terkadang tidak sampai esok harinya, lapisan spora akan terkumpul. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah muda, kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan lagi menjadi ungu dan hitam. Warna spora kadang-kadang dapat dilihat secara visual dengan melihat lamela pada jamur dewasa, tetapi kadang-kadang warna dari lamela menyembunyikan warna sporanya.


ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan :

1. Bibit P. cystidiosus, P. flabellatus, dan P. ostreatus.

2. Media produksi steril, merupakan kompos dari campuran serbuk gergaji, bekatul, gips dan kapur.

3. Karton hitam dan putih

4. Kantong plastik

5. Gelas preparat dan gelas penutup

6. Air dan hairsprayer


CARA KERJA

1. Satu sendok makan bibit jamur ditanam pada media produksi dan disimpan ditempat yang gelap sampai seluruh permukaan media ditutupi oleh miselia.

2. Setelah fase kolonisasi substrat berakhir, sumbat dapat dibuka atau kantong plastik dilubangi. Media sebaiknya dipindahkan di tempat terang dan teduh. Perubahan kondisi dapat merangsang pembentukan primordia.

3. Agar perkembangan primordia tidak terganggu, kelembaban media harus dijaga dengan cara penyiraman.

4. Amati perkembangan primordianya dan jawablah pertanyaan dibawah ini.

- Setelah hari tanam, berapa hari yang dibutuhkan jamur untuk mengkolonisasi substrat dan untuk pembentukan primordia pertama? Apakah lamela sudah terlihat sejak awal perkembangan primordia?. Jika lamela terlihat, berarti tudung terbuka. Apakah tudungnya tertutup kemudian terbuka menjelang dewasa, tidak pernah tertutup ataukah selalu terbuka sejak awal?. Apakah ujung lamela dekat tangkai melekat pada tangkai?

- Uraikan ciri-ciri jamur yang dapat saudara kenali dengan mata telanjang dan gambarlah tubuh buah jamur dewasa serta lengkapi dengan keterangan. Berapa jumlah tubuh buah dewasa yang dapat dipanen? Berapa tubuh buah dewasa lengkap dikering udarakan dan setelah kering dimasukkan kedalam kantong plastik dan tuliskan nomor kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan bersama-sama laporan pada asisten anda.

- Berapa lama substrat dapat dipelihara dengan baik? Buatlah jejak sporanya. Satu tubuh buah dewasa dipanen dan tudungnya dipisahkan dari tangkainya, sehingga tudung dapat diletakkan mendatar. Tudung diletakkan diatas karton, mengenai bagian hitam dan putih. Tudung dan kartonnya diletakkan didalam kantong plastik dan kapas lembab diletakkan di satu sudut karton untuk menjaga kelembaban. Setelah 24 jam tudung dan kapas dapat dibuang. Apakah dibawah tudung ditemukan alur-alur tumpukan spora? Alur-alur spora ini disebut jejak spora. Apakah warna massa spora pada jejak spora? Warna massa spora pada jejak spora merupakan salah satu informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi jamurnya. Semprotkan hairspray tipis-tipis diseluruh area jejak spora dan setelah kering masukkan kedalam kantong plastik. Dipermukaan luar kantong plastik tuliskan nomer kelompok, hari praktikum dan nama asisten. Serahkan kepada asisten beserta laporannya.

- Ambillah beberapa potongan tangkai, panjangnya kurang lebih 1 cm. Perhatikan apakah tangkai berongga dan apakah tangkainya berserat? Informasi ini juga sering dipakai dalam identifikasi.

BIMBINGAN DAN KONSULTASI JAMUR KAYU DAN KOMPOS

PELATIHAN, BIMBINGAN DAN KONSULTASI JAMUR KAYU DAN KOMPOS
Tidak ada foto
Deskripsi
Pelatihan ini memberikan pengetahuan tentang tata cara dan tata laksana agribisnis jamur dan produksi kompos pupuk organik, dalam skala besar dan kecil, dengan berlandaskan teknologi tepat guna maupun tinggi.
Kegunaan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian produksi agribisnis agar memperoleh hasil yang tinggi dalam pembudidayaan jamur
Keuntungan teknis/ekonomis
• Produk jamur dan pupuk organik mempunyai prospek yang cerah
• Merupakan paket agribisnis yang menguntungkan untuk lokal maupun ekspor yang sangat berwawasan lingkungan

Selasa, 25 Mei 2010

Langkah - langkah Budidaya Jamur Tiram

Ada teknologi yang cukup praktis untuk budidaya jamur tiram Pleurotus spp, yakni tahapan membuat media bibit induk (spawn) dan tahanan memproduksi jamur tiramnya.
A. Pada tahanan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan:
1. Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku ini adalah yang terbaik.
2. Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci.
3. Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7.
4. Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil.
5. Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C.
6. Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit).
7. Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C.
8. Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras.
9. Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata.
10. Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.
B. Tahap selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp). Dalam tahapan ini juga ada 10 langkah.
1. Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan).
2. Langkah kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
3. Langkah ketiga, membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7.
4. Langkah keempat, distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak.
5. Langkah kelima, sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi.
6. Langkah keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelahsuhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.
7. Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya.
8. Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan.
9. Langkah kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %.
10. Langkah terakhir panen jamur tiram/kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu.
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram.

Kenapa harus bertani Jamur?

Dalam berwirausaha tentunya kita harus mempunyai banyak pertimbangan, yaitu Modal, tempat dan kesempatan. Dalam uraian ini kita akan menjawab kenapa harus budidaya jamur khususnya jamur tiram putih ?
Dengan banyak pertimbangan tersebut di atas maka kita tentunya harus memilih usaha yang bermodal kecil tapi menghasilkan banyak !!! Apakah itu mungkin ??? Atau MLM??? tentunya "TIDAK".... Karena budidaya Jamur Tiram Putih tidak memerlukan modal yang banyak, kita hanya bermodal lahan yang sempit, modal sedikit, dan tentunya hasil yang melejit.

Tips Pengujian Jamur

Jamur-jamur yang ditemukan dialam terbuka/liar yang tidak dibudidayakan secara khusus dan professional dan belum diketahun jenis maupun sifatnya maka jika akan dikonsumsi perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu agar tidak mengakibatkan keracunan. Untuk mengetahui bahwa suatu jamur dapat dimakan atau tidak berikut di tips pengujian jamur secara sederhana :
1. Pada saat jamur dimasak, kedalam tempat untuk memasak jamur itu dimasukkan barang-barang yang terbuat dari logam perak, (missal sendok atau garpu). Bila logam ini menghitam maka jamur yang sedang dimasak diduga mengandung racun.
2. Nasi yang berwarna putih dimasukkan kedalam masakan jamur bila warna nasi burubah menjadi warna kekuningan maka jamur tersebut diduga mengandung racun.
3. Apabila getah jamur yang beracun dicampur dengan bawang putih maka bawah putih akan berwarna kehitaman.Sifat-sifat jamur beracun dapat dilihat dari penampakan luarnya. Misalnya warna mencolok dan kotor (memberi kesan menjijikan), terlihat menyala pada malah hari (karena mengandung fosfor yang cukup tinggi).

Peluang Bisnis Jamur

Budidaya jamur tiram merupakan salah satu usaha yang prospektif dan potensial. Beberapa pertimbangan kelayakan usaha ini antara lain :
1. Daya serap pasar sangat tinggi dan semakin meningkat
2. Kemungkinan stagnasi pasar sangat kecil karena merupakan konsumsi masyarakat sehari-hari.
3. Bahan baku mudah diperoleh dan murah
4. Kebutuhan skill tidak begitu tinggi
5. Proses pemeliharaan tergolong mudah
6. Tidak memerlukan lahan yang luas
7. Budidaya jamur tiram tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan terus menerus sepanjang tahun.
8. Jamur tiram merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat dan bergizi tinggi.
9. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
10. Kompos bekas media tanam dapat digunakan untuk pupuk kolam ikan, campuran pakan ikan, campuran pakan ternak, dan media memelihara cacing.
Usaha budidaya jamur tiram dapat dilakukan secara parsial ataupun keseluruhan. beberapa sub usaha yang bisa dilakukan diantaranya :
• Produksi Bibit (Kultur Murni/parental)
• Produksi Bibit induk F1
• Produksi bibit Tebar F2
• Produksi F3 (log produksi)
• Produksi Jamur Tiram Segar

Sejarah Jamur


Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti ini, jumlah jamur yang didapat sangat terbatas dan hanya pada musim tertentu bisa diperoleh. Di Indonesia, jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif pembudidayakan jamur konsumsi dilakukan saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persediaan di alam semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya, manusia berhasil membudidayakan membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat setiap saat.